Khoirul Anam saat ditemui usai berlatih dengan komunitas sepak bola di Lapangan Jati, Sidoarjo.Khoirul Anam saat ditemui usai berlatih dengan komunitas sepak bola di Lapangan Jati, Sidoarjo.

Dia penah disebut-sebut sebagai salah satu pemain masa depan Indonesia. Tapi perjalanan karirnya tak berjalan mulus.

SEPEDA motor keluaran 1990-an masuk ke halaman parkir Lapangan Sepak Bola Desa Jati, Sidoarjo, pada Sabtu (22/2/2025). Pengendaranya memakai kaos berwarna merah.

Susah untuk mengetahui. Ini  dikarenakan dia juga memakai helm dan kacamata hitam.

Tapi setelah mematikan mesin dan turun dari sepeda motor, barulah diketahui. Ternyata, sosok tersebut adalah Khoirul Anam. Bagi publik sepak bola, nama ini bukan nama asing.

‘’Saya pernah menjadi pemain di Tim Indonesia U-19 dan U-20. Tim itu tampil di Kualifukasi Piala Asia 2003,’’ kenang Anam kepada PINGGIR LAPANGAN.

Awalnya, jelasnya, dia masuk Tim Jawa Timur U-17. Ketika itu, Anam, sapaan karibnya, masuk seleksi dengan pelatih dua legenda Persebaya Surabaya, Subangkit dan Maura Hally.

‘’Pada 2002 ada pertandingan segitiga. Selain Jatim, ada DKI Jakarta dan Jawa Tengah,’’ lanjut lelaki kelahiran 1986 tersebut.

Dia mengingat, di Tim Jatim, ada nama Arif Ariyanto, yang kelak menjadi pemain Persebaya Surabaya dan Arema. Dari pertandingan segitiga itu, nama Anam terpanggil masuk ke Tim Indonesia U-19 dan U-20.

‘’Tapi saya lupa tahunnya he he he,’’ ujar Anam.

Yang diingat, tandemnya di lini depan adalah Boaz Solossa. Bukan sembarang pemain bisa menjadi pasangan dari legenda  hidup sepak bola Indonesia dan Persipura Jayapura tersebut.

Hanya, setelah tidak di Tim Indonesia U-20, Anam tidak pernah dipanggil di level Tim Nasional Indonesia Senior. Dia lebih banyak berkutat di klub.

Tercatat, beberapa klub pernah dibela Kera Ngalam itu. Sebut saja Deltras Sidoarjo, Arema Indonesia, dan PSIS Semarang. Hanya di dua klub terakhir itu, Anam berlaga di Indonesia Premier League, sebuah kompetisi sepak bola tandingan yang diputar saat federasi sepak bola di tanah air terbelah menjadi dua.

Setelah pensiun sebagai pesepak bola, Anam sempat menekuni beberapa bisnis. Mulai berjualan kerupuk ikan hingga air mineral dan elpiji. Ketika berjualan kerupuk ikan, dia menawarkannya dengan berkeliling dengan sepeda motor. Sedang di bisnis air mineral dan elpiji, Anang mengantarkan langsung pesanan itu langsung ke rumah pelanggan.

Setelah itu, Anam bekerja menjadi petugas keamanan di PT Pertaminan di kantor Jagir, Kota Surabaya. Pekerjaan itu ditekuni sampai sekarang.

‘’Sampai lupa sudah berapa tahun bekerja di sana. Dinikmati dan disyukuri,’’ pungkasnya. (*)

By Redaksi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *