Jefri Dwi Hadi cukup disegani di pentas sepak bola nasional di era 2000-an. Beberapa gelar juga pernah diraih, termasuk mengantarkan Persik Kediri menjadi juara Liga Indonesia. Apa kesibukannya sekarang?
Sidiq Prasetyo – PINGGIR LAPANGAN
SEORANG lelaki berdiri di tengah lapangan Desa Sidokepung pada Rabu (26/3/2025). Dengan memakai topi, berkaos putih, dan bercelana merah dia mengarahkan para pemain Sang Maestro Football Club atau Sang Maestro FC berlatih.

‘’Saya baru bantu-bantu melatih. Saya di tim ini bukan dari awal,’’ kata Jefri.
Ya, sebelumnya, di musim 2024/2025, dia menangani Tim Liga 3 Persipasi Kota Bekasi. Di klub tersebut, Jefri menempati posisi sebagai asisten pelatih.
Di Liga 3, posisi pelatih kepala harus sudah berlisensi A. Sedang dia baru saja mendapatkan lisensi B.
Di musim sebelumnya, lelaki kelahiran Blitar 1981 itu juga menjadi asisten di Tim Liga 3, sekarang menjadi Liga 4l, Batavia FC Jakarta. Jefri mengaku tak menjadi masalah kembali menempati posisi yang sama. Meski, lisensi yang dimiliki sama dengan Anam, sapaan karib Khoirul Anam.
‘’Saya juga bisa belajar dan bisa menambah ilmu kepelatihan,’’ ucap Jefri.
Kehadiran Jefri di Sang Maestro FC diharapkan bisa semakin memperkuat dan mempersolid tim peringkat kelima Liga 4 Jatim 2024/2025 tersebut. Apalagi, tim tersebut berupaya untuk bisa naik kasta ke Liga 3.
Meski untuk itu, Sang Maestro harus berjibaku lebih dulu di level nasional. Mulai di babak 64 besar hingga bisa menembus 8 besar sebagai syarat untuk bisa ke Liga 3.
Jefri memang tengah membangun karir di kepelatihan. Paling tidak, dia bisa menyamai nama besarnya ketika menjadi pemain.
Ketika menjadi pemain, lelaki yang berposisi sebagai gelandang bertahan tersebut termasuk sukses dan masuk daftar legenda. Bagaimana tidak, Jefri mampu mempersembahkan gelar juara Divisi Utama ketika kompetisi menjadi level tertinggi di Indonesia pada 2006 bersama dengan Persik Kediri.
Sukses yang ikut mengantarkan bapak dua putri ini menembus Tim Nasional Indonesia. Dia ikut dipersiapkan oleh pelatih Peter White menghadapi Piala Asia 2007. Jefri diberi kepercayaan oleh pelatih asal Inggris tersebut tampil di LG Cup di Vietnam.
Namun, seiring pergantian pelatih dari Peter White ke Ivan Kolev dari Bulgaria memberi dampak ke Jefri. Namanya tak dimasukan arsitek tim asal Bulgaria itu ke ajang sepak bola bergengsi di Benua Asia itu.
Tiga tahun sebelumnya, Jefri juga mengharumkan nama Jawa Timur. Dia menjadi bagian penting ketika provinsi paling ujung timur Pulau Jawa itu meraih medali emas Pekan Olahraga Nasional (PON) 2004 di Sumatera Selatan. Gelar yang sekaligus memperkuat dominasi Jawa Timur di ajang olahraga empat tahunan tersebut.
Kini, dengan segudang pengalaman dan prestasi, Jefri diharapkan bisa membantu Sang Maestro naik level. Semoga. (*)