Usia klub Indonesia Muda (IM) Sragen sudah 46 tahun. Tidak mudah bertahan hingga nyaris setengah abad apalagi di daerah yang jauh dari hingar bingar keramaian.
Sidiq Prasetyo I PINGGIR LAPANGAN
PINTU utara Stadion Taruna di Kabupaten Sragen, Jawa Tengah, sedikit terbuka. Melongok masuk ada dua kesebelasan tengah bertanding pada Kamis sore (3/4/2025) itu.

Satu tim memakai jersey hijau dan satu lagi memakai jersey paduan merah dan putih. ‘’Kesebelasan IM yang merah dan putih. Kami lagi mengadakan persahabatan dengan tim dari Pengkok, Kedawung,’’ kata mantan pemain IM Sunaryo.
Dipilihnya pertandingan di Stadion Taruna pada Kamis, jelas dia, karena bersamaan dengan jadwal IM. Sehingga, jelas Sunaryo, tidak perlu mengeluarkan uang untuk sewa lapangan.
Menurutnya, pertandingan di waktu yang masih bernuansa Lebaran rutin dilaksanakan. Tujuannya, tambah dia, agar mantan-mantan pemain yang mudik bisa ikut bergabung.
Salah satu mantan pemain IM Sragen yang ikut dalam pertandingan silaturahmi tersebut adalah Anan Wahyudi. Tak tanggung-tanggung, dia datang khusus ke Bumi Sukowati, julukan Kabupaten Sragen, dari Bengkulu hanya untuk bisa reuni dengan rekan-rekannya di masa muda.
‘’Saya datang memang niatnya main bola dengan teman-teman IM Sragen. Sekalian memang datang ke rumah di Sragen juga,’’ ujar lelaki yang berprofesi sebagai polisi di wilayah Kota Bengkulu tersebut.
IM Sragen menang dikenal sebagai salah satu pabrik pemain. Sunaryo sendiri pernah bermain di Divisi Utama di era 1990-an dan 2000-an. Di mana ketika itu, Divisi Utama merupakan kasta tertinggi kompetisi sepak bola di Indonesia.
Sunaryo yang kini berusia 52 tersebut pernah membela Mataram Indocement Jogjakarta, Persegi Gianyar, dan Persema Malang. Selain Sunaryo ada juga nama Aris Indarto yang juga binaan IM Sragen.
Nama ini menjadi bagian skuad Persija Jakarta saat menjadi juara Divisi Utama Liga Indonesia musim 2001. Aris pun pernah tercatat sebagai pemain Tim Nasional Indonesia dengan posisi sebagai stopper.
Sebelum ke Macan Kemayoran, julukan Persija, usai dari IM Sragen, Aris digembleng di Diklat PSSI Salatiga dan dilanjutkan ke Diklat Ragunan, Jakarta. Namanya makin melambung karena masuk dalam daftar pemain yang dilatih di Italia melalui program PSSI Baretti.
‘’Dulu hampir semua pemain di Sragen bergabungnya ke IM. Belum banyak klub dan SSB ketika itu,’’ jelas Sunaryo.
IM Sragen sendiri tahun ini usianya sudah menginjak 46 tahun. Usia yang sudah dikategorikan tak muda lagi.
‘’Kekuatannya adalah silaturahmi dan rasa memiliki kepada IM Sragen. Semoga IM Sragen langgeng selamanya,’’ tambah Bowik, salah satu mantan pemain IM Sragen.
Salah satu bukti kebersamaan itu, usai pertandingan persahabatan di Stadion Taruna, para mantan pemain IM Sragen makam bersama di warung pecel lele di pusat kota. (*)