Nama Gajah Mungkur pernah disegani di pentas sepak bola nasional. Pelatih dan pemain top pernah singgah di klub asal Wonogiri itu. Lalu kenapa nama ini ada di moment Lebaran 2025?
Sidiq Prasetyo I PINGGIR LAPANGAN
GAJAH Mungkur? Jika nama ini disebut bayangan masyarakat adalah nama sebuah waduk buatan yang membela sebuah kabupaten di sebelah selatan Jawa Tengah. Memang tak salah. Gajah Mungkur adalah tempat menampung air dengan ukuran raksasa yang dalam pembuatannya menelan beberapa desa.

Namun kalau menyebut nama Gajah Mungkur dengan sepak bola Indonesia, tentu banyak yang tidak tahu. Wajah juga karena namanya memang sudah lama hilang dari orbit sepak bola Indonesia.
Padahal, dulu nama tersebut pernah disegani sebagai salah satu klub semiprofesional yang pernah mengikuti Kompetisi Galatama. Ya, dalam sebuah situs sejarah sepak bola Indonesia, Gajah Mungkur dua kali mengikuti kompetisi yakni musim 1990 dan 1990-1992.
Di musim pertama, Gajah Mungkin yang pindah kandang dari Wonogiri ke Kudus memakai tambahan nama Muriatama setelah merger dengan sebuah pabrik rokok. Di musim kedua, Gajah Mungkur kembali tampil dalam Kompetisi Galatama yang sudah menyatukan Divisi I dan Divisi Utama. Hasilnya tak mengecewakan. Gajah Mungkur ada di posisi ke-18 atau bukan sebagai juru kunci karena tiga terbawah.
Sayang, setelah itu, nama Gajah Mungkur menghilang. Klub itu hany beredar di level amatir. Sebelum akhirnya, sejarah panjang klub yang dimiliki salah satu tokoh sepak bola di Indonesia yang juga pengusaha bus, Sumaryoto, tersebut tamat.
Namun, dalam beberapa tahun terakhir, khususnya di moment Lebaran, nama Gajah Mungkur kembali disebut. Seperti yang terjadi pada Jumat (4/4/2025).
‘’Sayang banyak yang tidak hadir, khususnya dari luar kota Solo dan sekitarnya,’’ kata salah satu alumni Gajah Mungkur Agus Eka.
Diakuinya, dia baru bergabung setelah klub tersebut tidak lagi menjadi klub semiprofesional. Agus mengaku masih di bawah era Ratmoko, Yanis Budi, dan Indiarso.
‘’Saya bergabung setelah Gajah Mungkur kembali ke Wonogiri lagi. Saya sempat membawa Gajah Mungkur juara Galakarya dengan finalnya di Stadion Citarum, Semarang,’’ jelas lelaki yang berposisi sebagai bek kiri tersebut.
Agus juga mengirimkan foto para mantan pemain Gajah Mungkur yang hadir dalam reuni Lebaran 2025 tersebut. Di barisan pemain masih nama Ratmoko, kiper legendaris yang akhirnya namanya berkibar bersama Persis Solo.
‘’Ada teman seangkatan Agus Pele yang sama-sama dengan saya ke PSIM Jogja. Senang bisa berkumpul kembali dengan para senior dan teman seangkatan,’’ ujar Agus.
Reuni itu diisi dengan pertandingan melawan Persiwi Wonogiri Legend. Lapangan yang dipilih, Lapangan Bantarangin Pokoh Wonogiri. Menurut Agus, pemilihan lapangan pun juga tidak asal.
‘’Lapangan itu dulu tempat pemain Gajah Mungkur latihan. Satu lagi di Krisak, namun sekarang sudah rusak dan kurang bagus untuk bermain bola,’’ papar Agus.
Setelah pertandingan reuni, ujarnya, para mantan pemain didikan Gajah Mungkur itu diajak makan bersama. Pemilik rumah tersebut dulunya juga pernah ditempa di Gajah Mungkur. (*)