Hampir semua pemain Indonesia U-17 berasal dari klub-klub besar. Bahkan, ada beberapa membela klub luar negeri. Namun, sempat ada anak kampung yang nyaris menembus persaingan tim asuhan Nova Arianto tersebut.
Sidiq Prasetyo I PINGGIR LAPANGAN
INDONESIA memulai Piala Asia U-17 dengan kejutan besar. Garuda Muda Cilik, sebutan Tim Indonesia U-17, mengalahkan Korea Selatan dengan skor 1-0 melalui gol penalti Evandra Florasta di Stadion Prince Abdullah Al Faisal, Jedah, Arab Saudi, Jumat malam (4/4/2025).

Kegembiraan juga dirasakan salah seorang anak yang jauh dari lapangan pertandingan. Anak bernama Soyo Himawan tersebut seharusnya berada di Stadion Prince Abdullah Al Faisal, Jedah, Arab Saudi.
Namun, saat penentuan skuad terakhir, Soyo harus berbesar hati. Dia belum bisa membela Indonesia U-17 di ajang Piala Asia tersebut.
‘’ Kemarin TC terakhir di Dubai ada 30 pemain. Soyo masih masuk dan berlatih di sana,’’ jelas Sarianto, ayah Soyo, pada Sabtu pagi (5/4/2025).
Sayang, saat penciutan pemain menjadi 23, putranya tersebut kurang beruntung. Pemain kelahiran 2009 itu tidak lolos.
‘’Soyo nggak lolos dan harus pulang tanggal 27 Matret lalu. Sekarang, dia ada di rumah bersama saya,’’ jelas lelaki yang dilingkungan sepak bola Kota Solo dan sekitarnya lebih terkenal dipanggil dengan Klowor itu.
Meski putranya gagal masuk Tim Indonesia U-17, dia mengaku tak kecewa. Salah satunya karena usia Soyo masih 16 tahun, sementara rekan-rekannya usianya satu tahun di atas.
‘’Semoga tahun depan diberi kesempatan lagi dan bisa masuk Tim Indonesia U-17. Dia juga harus berlatih lebih keras lagi,’’ terang Klowor yang juga sempat masuk ke Persis Solo di awal 1990-an tersebut.
Soyo, lanjutnya, sejak kecil memang sudah dikenalkannya dengan sepak bola. Mulai kelas 4 sekolah dasar, putranya tersebut diajak bermain bola di Lapangan Makamhaji yang tak begitu jauh dari rumahnya di Jalan Benowo 4, Sanggrahan.
Kemampuan Soyo terus meningkat sejak bergabung di Sekolah Khusus Olahraga. Apalagi, dia ditangani pelatih bertangan dingin Agus Pratikto atau yang aktab disapa Atik.
‘’Posturnya juga bagus untuk pemain dengan posisi stopper. Kalau mau berlatih keras dan tidak cepat puas, Soyo bisa menjadi pemain bagus,’’ pujinya.
Usai menamatkan sekolah SKO di level sekolah menengah pertama atau SMP, Soyo kini ditampung di sebuah akademi sepak bola terkenal di Jawa Tengah, Akademi Sarana Talenta Indonesia atau disingkat ASTI. Harapannya, akademi yang ada di Kendal itu bisa mengantarkan Sroyo menjadi pesepak bola yang bisa membela Indonesia di ajang internasional.
Bukan lagi menjadi penonton di rumahnya di Makamhaji seperti pada Piala Asia U-17 2025 ini. Namun sebaliknya, Sroyo akan menjadi sorotan kamera karena aksinya membela Pasukan Garuda Cilik. (*)