Sidoarjo I PINGGIR LAPANGAN – Mochammad Yoyok Handoko bersuara lantang. Dia tetap mengklaim sebagai Ketua Umum Pengkab PBSI Sidoarjo periode 2025-2029.

‘’Muskab yang dilaksanakan pada 16 Maret lalu kan sudah sesuai dengan anggaran dasar anggaran rumah tangga. Kenapa masih saja dipersoalkan,’’ kata lelaki yang sering disapa dengan panggilan Gus Peyek tersebut.
Apalagi, dia maju dan terpilih dalam sebuah kegiatan yang ada panitianya. Gus Peyek terpilih sebagai calon tunggal untuk menggantikan posisi Mohammad Ainur Rahman sebagai orang nomor satu di induk organisasi bulu tangkis di Kota Udang, julukan Kabupaten Sidoarjo.
Sebenarnya, sempat ada dua calon yang masuk dalam Tim Penjaringan Ketua Umum PBSI Sidoarjo 2025-2029. Namun, calon selain Gus Peyek itu tak bisa melanjutkan sampai ke tahap pemilihan karena ada syarat yang tak bisa dipenuhi.
Ironisnya, syarat tersebut sangat mutlak dan sudah diatur dalam anggaran dasar/anggaran rumah tangga. Yakni calon Ketua Umum PBSI Sidoarjo harus mempunyai kartu tanda penduduk atau KTP pada saat pendaftaran.
Sayangnya, terpilihnya Gus Peyek, yang merupakan orang dekat mantan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Dudung Abdurachman tersebut tidak mendapat restu dari PBSI Jatim. Alasannya, muskab yang dilaksanakan di Lantai II Kantor Bupati Sidoarjo tersebut dianggap tidak memenuhi kuorum karena pesertanya tidak bisa 50 persen plus satu jumlah klub di bawah naungan PBSI Sidoarjo.
‘’Di AD/ART kan di bawahnya juga disebutkan jika peserta kurang, mereka ditunggu selama satu jam. Kalau satu jam masih belum cukup, muskab bisa dilanjutkan dan hasilnya tetap sah,’’ ungkap Gus Peyek.
Situasi semakin memanas dengan keputusan PBSI Jatim dengan menunjuk Hendro Puspito sebagai pelaksana tugas atau Plt Ketua Umum PBSI Sidoarjo. Hendro sendiri di PBSI Jatim adalah sekretaris umum. Apalagi, Hendro kemudian membentuk Tim Penjaringan Ketua Umum dengan menunjuk Sutirta sebagai ketua. Dia didampingi Adi Nugroho sebagai sekretaris dengan dua anggota Eka Rahayu dan Adistya Bagus Budi Satria. Klub peserta Muskab PBSI Sidoarjo menolak kehadiran Plt dan Tim Penjaringan Ketua Umum.
Gus Peyek sendiri tetap konsisten dengan program yang sudah dimiliki. Dia ingin tetap mempertahankan prestasi bulu tangkis Sidoarjo di tingkat Jatim. Salah satunya di ajang Pekan Olahraga Provinsi atau Porprov.
Pengasuh Pondok Pesantren Rehabilitasi Mental Panca Warna di Dusun Sungon, Desa Suko, Sidoarjo, itu juga ingin membantu pembiayaan klub yang selama ini masih menjadi kendala. (sip)