
Sidoarjo I PINGGIR LAPANGAN – Dukungan berarti diterima klub peserta Musyawarah Kabupaten (Muskab) PBSI Sidoarjo 2025. Ketua Umum Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kota Udang, julukan Kabupaten Sidoarjo, Imam Mukri Affandi hadir dalam acara Halal Bi Halal yang mereka laksanakan di Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) Pagerwojo pada Rabu malam (9/4/2025).
“Kehadiran Ketua KONI Sidoarjo memang sangat kami tunggu. Setelah dilantik secara resmi, beliau berjanji untuk memberikan pengesahan,’’ tegas Perwakilan Klub Peserta Muskab PBSI Sidoarjo Harnadi dalam acara Halal Bi Halal di Bumdes Pagerwojo, Buduran, Rabu malam (9/4/2025).
Saat ini, Imam, jelas Harnadim, belum bisa mengesahkan karena belum dilantik oleh Bupati Sidoarjo Subandi. Sehingga, lanjutnya, mantan Camat Tanggulangin itu belum bisa melakukan tindakan.
‘’Tapi, belum sudah paham dengan apa yang terjadi di PBSI Sidoarjo. Pengesahan dari Beliau sangat penting demi kelangsungan organisasi dan bulu tangkis di Sidoarjo,’’ ujar Harnadi yang juga menjabat sebagai Ketua Harian PBSI Sidoarjo tersebut.
Imam sendiri mengaku sudah menerima informasi tentang apa yang terjadi induk organisasi bulu tangkis di Sidoarjo tersebut. Dia ingin menyelesaikan masalah tersebut dengan sebaik-baiknya.
‘’Semua akan kami rangkul sebagaimana induk organisasi lain. Apalagi, sebentar lagi, Sidoarjo mempersiapkan diri untuk Porprov (Pekan Olahraga Provinsi),’’ ujarnya.
Dia mengaku datang ke acara Halal Bi Halal karena undangan dari orang-orang yang memang sudah dikenal sebelumnya. Salah satunya dari Ketua PBSI Sidoarjo Mohammad Ainur Rahman yang juga pejabat teras di Kabupaten Sidoarjo.
‘’Ada juga kakak kelas saya di SMPN 2 Sidoajo Mas Leo (panggilan akrab Hari Soelistijono, mantan pemain PON Jatim 1985 dan 1989). Senang bisa bertemu dengan orang-orang yang punya kepedulian dengan bulu tangkis Sidoarjo,’’ ungkap Imam.
Nur, sapaan karib Mohammad Ainur Rahman, sendiri ingin segera ada penyelesaian dalam pemilihan Ketua Umum PBSI Sidoarjo. Apalagi, Muskab yang dilaksanakan di Lantai II Gedung Kabupaten Sidoarjo pada 16 Maret lalu sudah sesuai dengan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga.
‘’Banyak teman kita dari klub yang tidak hadir dalam Muskab PBSI Sidoarjo itu telepon dan ada yang kirim pesan meminta maaf. Mereka benar tidak mengetahui kondisi sebenarnya yang terjadi,’’ ujar Nur.
Dia pun ingin klub-klub yang tengah terbelah itu bisa segera kembali bersatu. Tujuannya bisa mempertahankan status Kota Delta, julukan lain Sidoarjo, sebagai kiblat dan kekuatan bulu tangkis di Jawa Timur.
Dia pun juga menyinggung PBSI Jatim yang menilai Sidoarjo sudah melanggar AD/ART. Dia pun sudah berkirim ke organisasi yang dipimpin oleh Tony Wahyudi tersebut.
Ya, Muskab PBSI Sidoarjo yang akhirnya memilih Mochammad Yoyok Handoko sebagai ketua itu dianggap Jatim tidak sah. Alasannya, peserta yang hadir tidak kuorum karena kurang dari 50 persen jumlah klub plus 1. Padahal di pasal berikutnya, Harnadi pernah menjelaskan, bahwa muskab menunggu waktu satu jam untuk kehadiran klub. Setelah itu disebutkan bahwa jika ditunggu selama 60 menit itu klub tidak bertambah maka Muskab PBSI tetap bisa dilanjutkan dan hasil keputusannya adalah sah.
Sayang, hal tersebut tetap belum Gus Peyek, sapaan karib Mochammad Yoyok Handoko, diakui dan dilanti. PBSI Jatim malah menunjuk Hendro Puspito sebagai pelaksana tugas atau Plt PBSI Sidoarjo. Masalah semakin panjang karena Hendro kemudian membentuk dan mengangkat Tim Penjaringan Ketua Umum PBSI Sidoarjo. (sip)